1 Feb 2013

Makna Pola Kata Kerja (Fi'il) Bahasa Arab

Kata kerja atau verba dalam bahasa Arab memiliki bentuk yang beragam. Pelajaran mengenai keragaman bentuk dalam ilmu linguistik masuk ke dalam ilmu morfosemantik atau lebih dikenal dengan ilmu sharaf (صرف).

Seperti dalam bahasa Indonesia, kata dasar jika ditambahkan dengan berbagai imbuhan dapat menghasilkan makna yang beragam. Contoh kata makan jika ditambah imbuhan me- kata tersebut menjadi bermakna aktif, sedangkan jika berimbuhan ter- menimbulkan makna pasif, lain lagi dengan kata 'memakani' yang
menunjukkan makna intensif (terus-menerus). Dalam bahasa Arab, hal tersebut dapat dipelajari dengan memperhatikan pola morfosemantis kata. Kata kerja dalam bahasa Arab umumnya terdiri dari 3 huruf, namun pola-pola tertentu dapat menciptakan kata dengan jumlah huruf yang lebih dari tiga dan menyebabkan perubahan makna.


Dalam bahasa Arab diketahui ada 10 pola perubahan kata. Pola ini dilihat berdasarkan huruf apa yang ditambah/digandakan dan makna apa yang terlihat. Dalam bahasa Arab modern setidaknya ada 9 pola yang dapat diterapkan pada akar kata mana pun (kata berakar tiga atau empat). Jumlah maksimum pola yang dimiliki suatu akar kata 7-8 dan kebanyakan mempunyai sedikit dari pada jumlah itu. Sekarang mari kita lihat contoh masing-masing pola dan makna apa yang terkandung di dalamnya:

Pola I: فَعَلَ
  • Pola pertama adalah pola kata yang paling produktif.
  • Pola vokal pada kata ini (menurut frekuensinya dalam leksikon) adalah: a-a, a-i, a-u (contoh: جَلَسَ، كَسِلَ، جَمُلَ).
  • Pola vokal a-a biasanya menunjukkan tindakan, transitif dan intransitif, yang dilakukan pelaku (agen). Contoh: خَرَج 'keluar', ضَرَب 'memukul'.
  • Pola vokal a-i biasanya menunjukkan tindakan, transitif dan intransitif, yang dialami dimiliki pelaku. Contoh: وَجِع 'nyeri'.
  • Pola vokal a-u selalu intransitif dan menunjukkan kepemilikan atau perolehan suatu kualitas (sifat) yang permanen. Contoh: حَسُن '(menjadi) baik', كَبُر '(menjadi) besar'.
Pola II: فَعَّلَ
  • Pola ini ditandai dengan penggandaan huruf tengah dari akar kata/kata dasar/pola pertama.
  • Kata berpola II umumnya belum sempurna dan memerlukan imbuhan.
  • Maknanya intensif, ekstensif, dan kausatif. Contoh: جَمَع 'mengumpulkan' -> جَمَّع 'menimbun', قَدَمَ 'mendahului' -> قَدَّمَ 'mengemukakan', عَلَمَ 'tahu' -> عَلَّمَ 'mengajar', كَبَرَ 'besar' -> كَبَّرَ 'memuji kebesaran'.
  • pembentukan kata pola ini menghasilkan makna yang mirip dengan penggunaan sufiks -ise dalam bahasa Inggris. Contoh: عَقَّمَ 'sterilisasi', دَوَّلَ 'internasionalisasi'.
Pola III: فَاعَلَ
  • Pola ini dibentuk dengan penambahan vokal panjang pada konsonan pertama.
  • Makna konotatif, menyatakan suatu upaya untuk mencapai makna yang ada pada verba dasar.
  • Partisipan dalam tindakan pada kata kerja ini sering dinyatakan secara tidak langsung dalam pola ini.
  • Contoh: قَتَلَ 'membunuh' -> قَاتَلَ 'berupaya untuk membunuh; berjuang'.
Pola IV: أَفْعَلَ
  • Pola ini dibentuk dengan menambahkan prefiks 'alif berhamzah' di awal kata.
  • Mengandung makna kausatif, faktitif (membutuhkan objek). Contoh: فَرَحَ 'bahagia' -> أَفْرَحَ 'membahagiakan', نَزَلَ 'turun' -> أَنْزَلَ 'menurunkan'.
  • Mengandung makna denominatif inkoatif. Contoh: وَرَقَ 'daun' -> أَوْرَقَ 'berdaun'.
  • Maknanya terkadang sama dengan makna kata berpola فَعَّلَ.
Pola V: تَفْعَلَ
  • Pola ini dibentuk dengan menambahkan prefiks 't' di awal kata berpola dua.
  • Mengungkapkan hasil atau akibat dari suatu tindakan pada subjeknya; mengandung makna refleksif. Contoh (pola II) عَلَّمَ 'mengajar' -> تَعَلَّمَ 'belajar'.
  • Berkaitan dengan kemampuan. Contoh: كَسَّرَ 'memecahkan' -> تَكَسَّرَ 'dapat dipecahkan'.
Pola VI: تَفَاعَلَ
  • Pola ini dibentuk dengan menambahkan prefiks 't' di awal kata berpola tiga.
  • Menyatakan tindakan resiprokal (hubungan timbal balik) partisipannya. Contoh: وَافَقَ 'menyetujui' -> تَوَافَقَ 'bersepakat', حَاوَرَ 'berbicara' -> تَحَاوَرَ 'berdiskusi/mengobrol'.
  • Tindakan kontinuatif. Contoh: سَقَطَ 'jatuh' -> تَسَاقَطَ 'berjatuhan'.
  • Makna simulatif. Contoh: جَهَلَ 'bodoh' -> تَجَاهَلَ 'berpura-pura bodoh'.
Pola VII: انْفَعَلَ
  • Pola ini dibentuk dengan menambahkan prefiks 'alif tak bersuara' dan huruf 'nun' di awal kata.
  • Mengandung makna pasif. Contoh: قَلَبَ 'jatuh' -> انْقَلَبَ 'terjatuh', كَشَفَ 'mengungkapkan' -> انْكَشَفَ 'terungkap'.
Pola VIII: افْتَعَلَ
  • Pola ini dibentuk dengan menambahkan prefiks 'alif' di awal kata dan huruf 'ta' di depan konsonan awal.
  • Contoh umum: جَمَعَ 'mengumpulkan' -> اجْتَمَعَ 'berkumpul'.
  • Makna benefaktif. Contoh: كَسَبَ 'memperoleh' -> اكْتَسَبَ 'memperoleh sesuatu untuk diri sendiri'.
Pola IX: افْعَلَّ
  • Pola ini dibentuk dengan menambahkan prefiks 'alif' di awal kata dan penggandaan konsonan akhir.
  • Pola ini jarang dijumpai; tidak produktif.
  • Pola ini adalah pola kelas verba inkoatif. Biasanya menyatakan warna, kondisi, atau cacat anggota tubuh. Contoh: حمرَ 'merah' -> احْمَرَّ 'memerah', َ حَوَل 'mengedipkan mata' ->  احوَلّ 'kedip-kedip'.
Pola X: استَفْعَلَ
  • Pola ini dibentuk dengan menambahkan prefiks 'alif', 'sin', dan 'ta' di awal kata.
  • Memiliki makna refleksif-benefaktif yang berkaitan dengan makna kausatif pola empat. Contoh: أسْلَمَ 'menyerahkan diri' -> اسْتَسْلَمَ 'berserah diri'.
  • Estimatif dan eduktif (memohon, meminta). Contoh: خَفَفَ 'ringan' -> اسْتَخْفَفَ 'meremehkan', غَفَرَ 'mengampuni' -> استَغْفَرَ 'meminta ampun'.
Sumber:  

- Modern Arabic - Clive Holes 

- catatankba.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Widget

Catatan | Bahasa, Linguistik, Sastra, Latar Belakang, Tokoh

Widget