4 Feb 2013

هكذا بدأت قصة الحب

عربية | Indonesia

في قديم الزمان، حين لم يكن على الأرض أناس بعد، كانت الفضائل والرذائل تطوف العالم معا، وتشعر بالملل الشديد! ذات يوم، وللخروج من هذا الملل، اقترح الجنون لعبة، وأسماها الاستغماية. تعرفها، أليس كذلك؟

أحب الجميع الفكرة، وصرخ الجنون: أريد أن أبدأ... أريد أن أبدأ! أنا صاحب الفكرة وأنا من سيغمض عينيه ويبدأ العد، وأنتم عليكم الاختفاء! ثم إنه اتكأ بمرفقيه على شجرة، وبدأ: واحد... اثنان... ثلاثة... وبدأت الفضائل والرذائل بالاختبا

!الرقة وجدت مكانا لنفسها في القمر، وأخفت الخيانة نفسها في كومة من الطين، واندس الأمل بين الغيوم

الكذب قال بصوت عال: سأخفي نفسي تحت الحجارة. ومضى الشوق إلى قعر بحيرة طبرية. واستمر الجنون: تسعة وسبعون... ثمانون... واحد وثمانون

خلال ذلك أتمت الفضائل والرذائل اختباءها، ما عدا الحب، كعادته، لم يكن صاحب قرار! وهكذا، لم يعرف أين يختفي. وهذا غير مفاجئ لأحد! فنحن نعلم كم هو صعب اخفاء الحب

تابع الجنون: خمسة وتسعون... ستة وتسعون... وعندما وصل إلى مائة، قفز الحب داخل شجيرة ورد واختفى في داخلها! فتح الجنون عينيه، وبدأ البحث صائحا: أنا آت إليكم...! أنا آت إليكم

كان الكسل أول من انكشف، لأنه لم يبذل أي جهد في اخفاء نفسه! ثم ظهرت الرقة المختفية في القمر. وبعدها الأمل، وخرج الشوق من قاع البحيرة مقطوع النفس!س

لن أطيل عليك يا بشر! لقد وجدهم الجنون جميعا، واحدا بعد الآخر، ماعدا الحب. فكاد يصاب بالإحباط واليأس. لكن الحسد اقترب منه وهمس في أذنه: الحب مختف في شجيرة الورد

التقط الجنون شوكة كبيرة كرأس رمح، وبدأ بطعن شجيرة الورد، ولم يتوقف إلا عندما سمع صوت بكاء يمزق القلوب. ظهر الحب وهو يحجب عينيه بيديه، والدم يقطر من بين أصابعه، صاح الجنون نادما: يا الهي ماذا فعلت؟ ماذا أفعل كي أصلح غلطتي بعد أن أفقدتك البصر!؟

.أجابه الحب: لن تستطيع إعادة النظر إلي، لن تستطيع

!مرت أيام والحزن يخيم على كل شيء، وذات صباح عاد الجنون وقال للحب: أريد أن أصلح غلطتي، ساعدني

 !هل أنت متأكد من ذلك، أيا كان ما سأطلبه منك؟

.فقال الجنون: سأفعل كل ما تريد

:أطرق الحب، وبعد صمت طويل قال
! كن دليلي

!أنا؟

!نعم أنت
.وهذا ما حصل منذ تلك الأيام: يمضي الحب في الأرض أعمى، يقوده الجنون


Zaman dahulu kala, ketika manusia belum diciptakan di bumi, Baik dan Buruk sedang bersama-sama menjelajahi bumi, hingga mereka merasakan kejenuhan. Suatu hari, untuk melepas rasa bosan, Si Gila menyarankan sebuah permainan, yaitu petak umpat. Kalian pasti kenal permainan itu, kan?

Semua teman-temannya pun menyukai ide itu, lalu ia berseru, "Aku duluan jaga... Aku duluan jaga! Aku akan menutup mata dan mulai menghitung, jadi kalian harus lekas bersembunyi!" Kemudian Si Gila bersandar di sebuah pohon dan berhitung, "Satu... Dua... Tiga..."


Baik dan Buruk mulai bersembunyi. Keanggunan menemukan tempat untuk dirinya di bulan, Si Pengkhianat menyembunyikan diriya di dalam gundukan tanah berlumpur, dan Si Pengharap  mengumpat di antara kumpulan awan! Sementara itu, Si Pembohong berteriak, "Aku bersembunyi di bawah batu!", sedangkan Kerinduan  pergi ke dasar danau.

Si Gila masih terus berhitung: "Tujuh puluh sembilan... Delapan puluh... Delapan puluh satu." Sementara Baik dan Buruk telah berhasil menemukan tempat persembunyian mereka, Cinta seperti biasa, masih terlihat bingung dan dia tidak tahu dimana harus bersembunyi! Tak mengherankan, kita semua tahu betapa sulitnya menyembunyikan cinta!

Si Gila terus dan terus melanjutkan hitunganya. "Sembilan puluh lima... Sembilan puluh enam..." Ketika sampai pada hitungan ke seratus, Cinta segera melompat ke dalam semak-semak mawar dan bersembunyi di dalamnya. Gila membuka matanya dan mulai mencari teman-temannya sambil berteriak, "Aku datang...!

Si Malas adalah yang pertama ditemukan, karena ia tidak melakukan usaha apapun untuk menyelamatkan dirinya! Kemudian ia melihat Kelembutan yang bersembunyi di bulan, Si Pengharap pun keluar diikuti Kerinduan dari dasar danau, kehabisan napas!

Si Gila berhasil menemukan teman-temannya, satu demi satu, kecuali Cinta yang membuatnya frustasi dan putus asa. Kemudian, Dengki datang menghampiri dan berbisik di telinganya, "Cinta bersembunyi di semak-semak mawar!"

Si Gila kemudian mengambil sebuah garpu besar dan menusuk-nusukkan ujungnya ke semak-semak mawar. Ia tidak berhenti menusukkan garpu itu sampai ia mendengar suara tangisan. Cinta menutup matanya dengan tangannya, darah terlihat mengalir melalui jari-jarinya. Gila berteriak, menyesal: "Ya Tuhan, apa yang sudah ku lakukan?!"

"Apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku setelah membuatmu buta?!"

Cinta menjawab, "Kamu tidak bisa mengembalikan penglihatanku, tidak akan bisa!"

Hari-hari berlalu, kesedihan menggantung di atas segalanya, hingga suatu pagi Si Gila datang kepada Cinta: "Aku ingin memperbaiki kesalahanku. Tolong, bantu aku!"

"Kamu yakin?? apa yang dapat aku bantu?!"

Gila menjawab, "Aku akan melakukan apa pun yang kamu inginkan."

Cinta terketuk mendengar perkataan Si Gila ini. Setelah lama terdiam, ia pun berkata, "Jadilah penuntunku!"

"Aku?!"

"Ya, kau!"

Demikianlah yang terjadi sejak hari itu: Cinta tetap menjadi buta di dunia ini, dan Gila senantiasa menuntunnya.


Cerita pendek di atas ditulis oleh Sultan Alruwad, pemenang penghargaan Cerita Pendek Terbaik tingkat Universitas Teluk Arab tahun 2001.

.شاعر سلطان الرواد كتبها عام 2001 وحازت على جائزة أفضل قصه قصيرة على مستوى جامعات الخليج العربي 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Widget

Catatan | Bahasa, Linguistik, Sastra, Latar Belakang, Tokoh

Widget