25 Mar 2013

Pagi, Rezeki yang Harus Disyukuri

Pernahkah di suatu pagi anda membuka jendela, lalu anda rasakan segarnya udara pagi? Di sejauh saujana hantaran alam, pandangan anda seakan dibasuh segarnya embun pagi. Anda perhatikan udara begitu bersihnya, tanpa polusi. Alangkah damainya jiwa ketika itu. Nun jauh di sana, sang surya tersenyum kepada anda, menyambut anda dengan ucapan: “Selamat pagi wahai pemuda yang bangun di pagi hari. Semoga hari ini anda selalu mendapatkan keuntungan dan keberkahan”.

Di sisi lain seseorang sedang tidur lelap. Tak jelas apakah ia mimpi indah atau tidak? Atau malahan mimpi buruk? Ia telah menyia-nyiakan paginya. Bukankah Allah menciptakan pagi agar manusia merasa segar dan damai? Agar manusia bersemangat menghadapi hari-harinya?
Alangkah ruginya orang yang menyia-nyiakan pagi. Ia terbuai dalam selimut nafsu yang merungkupinya dari kesuksesan. Orang yang sukses adalah orang yang menghargai waktu paginya. Ia tahu kalau pagi memiliki energi yang dahsyat untuk kesuksesan. Ia tahu kalau pagi adalah pembeda antara dirinya dengan orang-orang malas.

Pepatah mengatakan, orang yang bangun siang, rejekinya dipatuk ayam. Pepatah ini tak sembarang pepatah. Anda tahu kalau ayam selalu bangun pagi? Ia malah bangun lebih awal, sehingga di kampung, suara sahutan ayam menandakan bahwa waktu menjelang pagi. Mari kita beranalogi. Anda bayangkan si ayam tersebut adalah teman anda yang tentu dia orang rajin. Ia bangun lebih awal dari anda kemudian ia bergegas mencari rezeki dengan berdagang misalnya. Tentunya rezeki sudah banyak tersedot oleh dia dan anda hanya kebagian sisanya.

Silahkan anda analogikan dengan hal lainnya. Anda bisa analogikan rezeki dengan ilmu, atau apapun yang anda suka. Hasilnya sama saja, si pemalas tetaplah si pemalas. Rejeki mengalirnya ke orang rajin juga.

Untuk hal ini saya punya puisi:

Duhai Tuhanku yang maha pemurah,
Aku berterima kasih padaMu
karena Kau telah ciptakan pagi.
Sungguh,
Kesegarannya, kedamaiannya, kesuciannya , mengukirkan semangat dalam jiwaku.
Gairahku semakin hidup, Karena Engkaulah yang maha hidup.
Kau beri aku keindahan, karena Engklaulah yang maha Indah.
Tuhan, Kau manifestasikan sifatMu dalam pagi.
Biarkan aku menyerap sifat positifMu.
Ya Tuhan yang Maha Segalanya, jangan biarkan hambaMu menjadi orang yang tak bersyukur,
Jauhkan hamba dari menyia-nyiakan pagi.
Wahai yang maha berkehendak,
berilah kesempatan saudaraku yang selalu tidur agar merasakan nikmatnya pagi.
Ya Allah, ya Tuhanku.


Terakhir saya ingin bertanya kepada anda. Pernahkah anda bangun sepertiga malam, lalu anda shalat tahajud dilanjutkan dengan membaca al-Qur’an? Anda buka buku-buku pelajaran anda, anda telaah isinya. Tentu anda akan merasa bahwa pikiran anda sangat mudah mencerna.

Anda seperti berada di lapangan luas yang sejuk, indah, dan sejauh mata memandang keindahanlah yang tampak. Tak ada tabir yang menutupi. Anda begitu bebas mengarungi lautan keindahan gagasan ilmu tanpa tertutupi. Setiap orang mungkin berbeda dalam hal waktu berpikir yang paling cocok, tetapi rasanya tak ada yang menolak bahwa waktu terbaik adalah dini hari menjelang pagi pada sepertiga malam terakhir sampai pagi sebelum matahari menjadi terik. Untuk itu, mari kita bangun pagi, atau kalau bisa menjelang pagi, agar kita lebih siap menyambut pagi.

Wallahu Alam.



Ditulis oleh:
Kabayan_017 - Arab 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Widget

Catatan | Bahasa, Linguistik, Sastra, Latar Belakang, Tokoh

Widget