Harga
buku: Rp49.000
Musim Semi di Suriah adalah buku kedelapan dari wartawan senior dan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas yaitu Trias Kuncahyono. Trias
telah menulis beberapa buku sejarah politik Timur Tengah dan yang termasuk
nasional best seller adalah Jerusalem, Kesucian, Konflik dan Pengadilan
Akhir. Sebagai Wartawan dan pem-red, sudah tidak asing lagi bagi Trias
untuk menggarap berita, namun kali ini berita harus diolah menjadi buku mengingat animo masyarakat akan revolusi di Timur Tengah, khususnya Suriah, sudah begitu besar. Berangkat dari pengalamannya menulis buku-buku sejarah dan politik Tim-Teng, lahirlah buku Musim Semi di Suriah, Anak-anak Sekolah Penyulut Revolusi.
untuk menggarap berita, namun kali ini berita harus diolah menjadi buku mengingat animo masyarakat akan revolusi di Timur Tengah, khususnya Suriah, sudah begitu besar. Berangkat dari pengalamannya menulis buku-buku sejarah dan politik Tim-Teng, lahirlah buku Musim Semi di Suriah, Anak-anak Sekolah Penyulut Revolusi.
Revolusi Suriah bukan lagi menjadi masalah
Negara tersebut. Namun akibat yang meluas serta korban yang terus berjatuhan
menjadikan konflik ini menjadi beban masyarakat Internasional, ditambah lagi
revolusi yang sudah berjalan 22 bulan ini tidak kunjung usai untuk itu buku ini
berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi di Suriah dalam tiga fase: past, present and future.
Buku ini terdiri dari 9 Bab. Bab satu sampai
tiga membahas mengenai sejarah Negara Suriah, pola kepemimpinan, sepak terjang politik dan hubungan internasional Suriah pada masa lalu dan biografi presiden
terdahulu yaitu Hafez al Assad dan anaknya yang sekarang juga menjadi presiden, Bashar al Assad. Bab keempat sampai ketujuh menjelaskan asal usul konflik
Suriah, juga Arab Springs yang terjadi di beberapa negara Arab
sebelumnya, juga perbandingan kebijakan-kebijakan politik yang diambil oleh negara-negara lain. Selain itu, dijelaskan juga perkembangan konflik hingga saat
ini. Sedangkan bab akhir yaitu bab delapan sampai sembilan mengupas campur
tangan internasional dalam penyelesaian konflik di Suriah. Seperti upaya PBB
dalam membantu pengungsi Suriah, Rusia dan China yang terus mendukung rezim
Assad dan sidang Dewan Keamanan PBB yang tak kunjung membuahkan hasil serta
sikap acuh Amerika terhadap masalah Suriah.
Konflik yang dimulai dengan aksi pembuatan
graffiti oleh anak-anak sekolah di Deraa, sebuah kota kecil di perbatasan Suriah-Yordania bisa menyulut semangat revolusi seluruh warga Suriah hanya dalam waktu
singkat. Namun memang tidak mudah menumbangkan rezim yang telah mengakar kuat
sejak 30 tahun lalu, sistem politik sektarian yang telah melekat erat di
pemerintahan Assad menjadikan Ia memiliki back-up yang cukup kuat tidak
hanya di bidang politik, namun juga militer. Ditambah hubungan harmonis Assad
dengan dua anggota pemegang hak veto PBB yaitu Rusia dan Cina, menambah daftar
panjang mengapa konflik ini tidak kunjung usai.
Buku setebal 280 halaman ini akan membawa
pembaca ke sejarah panjang Suriah sebagai negara Neo-otoriter dan juga nasib
masa depan warganya. Bagi para pembaca yang memang berniat untuk membuat
penelitian mengenai konflik ini-pertanyaan-pertanyaan yang terus muncul sejak
bab pertama akan dijawab oleh penulis di bab-bab selanjutnya. Ditambah dengan
sumber-sumber terpecaya yang digunakan penulis untuk melengkapi data-data akan
menjadi keuntungan tersendiri bagi pembaca. Ditambah dengan Halaman khusus yang
berisi daftar-daftar peristiwa penting selama terjadinya konflik, serta
kronologi langkah-langkah diplomatik akan memudahkan pembaca dalam membuat
konsep pola pikir mengenai sebab akibat apa yang terjadi di Suriah.
Sedangkan typo dan kadang pengulangan
paragraf menjadi kekurangan buku ini. Namun hal ini tidak terlalu signifikan
mengingat buku ini ditulis dalam waktu singkat dan dikejar oleh waktu.
Buku ini memang bertujuan untuk menjelaskan apa
yang terjadi di Suriah. Namun Trias Kuncahyono juga berusaha mengingatkan
pembaca mengenai adanya efek domino dari revolusi-revolusi di Negara Timur
Tengah sebelumnya, dengan demikian dengan membaca buku ini, khazanah
pengetahuan bukan hanya terbuka pada bagian konflik Suriah, juga sejarah
mengenai konflik Timur Tengah secara keseluruhan.
Kontributor: Amelia Djamil - Arab 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar