15 Feb 2013

Belajar Bahasa Arab di Negeri Matahari Terbenam

Setelah lulus tahun lalu, alumnus Sastra Arab bernama lengkap Amelia Djamil ini, mencoba kembali mengasah kemampuan bahasa Arabnya di Maroko. Senior kita dari angkatan 2008 yang pernah menjadi Wakil Ketua Festival Timur Tengah 2011 ini mendapat kesempatan luar biasa untuk mengikuti kursus bahasa Arab melalui Beasiswa Ibn Batuta. Di sela-sela waktunya, Kak Amel pun dengan senang hati mau berbagi cerita seputar pengalamannya tersebut dengan Arabedia.

۩ Dari mana kakak dapat informasi soal beasiswa kursus bahasa Arab itu?
Informasi tentang course ini sebenarnya sudah banyak beredar di kalangan anak 2008, ditambah sering-sering browsing short course, beasiswa ini lumayan sering muncul.

۩ Kenapa Maroko?
Pertama, karena kursus ini menyediakan beasiswa, soalnya kebanyakan kursus nggak kasih beasiswa. Kedua, kenapa Maroko, karena mengingat sekarang keadaan di Timur Tengah sedang bergejolak dan hanya Maroko saja yang aman dari revolusi. Dan secara kualitas, Maroko memang tidak diragukan.

۩ Kapan akhirnya memutuskan untuk ikut beasiswa itu?
Sebenarnya aku sudah mengincar beasiswa ini sejak semester lima, tapi kalau harus ninggalin kuliah, sayang, ah. Masa ninggalin yang wajib demi yang sunnah. Jadi, sewaktu lagi ngerjain skripsi--sekitar bulan April--aku mulai menyiapkan diri untuk ikut beasiswa. Aku belajar di sana mulai bulan September sampai Desember.

۩ Terus, apa saja yang disiapkan?

Pertama, yang harus disiapkan banget itu mental, soalnya aku dari Indonesia sendiri. Terus, menghubungi teman-teman PPI Maroko dan admin Qalam wa Lawh untuk tanya-tanya. Kedua, belajar Bahasa Arab lagi untuk placement test. Kemudian, siapin buku, kamus, dan barang-barang yang memang akan digunakan di sana. Ketiga, Bahasa. Bahasa dialek memang penting, jadi aku baca-baca buku percakapan sehari-hari dalam Bahasa Darija (bahasa dialek Maroko), tapi sesampainya di sana aku lebih mempraktekan Bahasa Arab. 

۩ Seberapa jauh, sih, bahasa Arab yang harus dikuasai untuk mendapatkan beasiswa itu?

Kalau mau ikut course tanpa beasiswa, bisa dari tingkat dasar--mulai dari yang belum tahu huruf hijaiyyah pun bisa. Tapi kalau mau dapat beasiswa harus menyertakan transkrip nilai Bahasa Arab. Jadi, kalau mau mendapatkan beasiswanya, diharapkan kita setidaknya sudah punya kemampuan dasar Bahasa Arab.

۩ Bagaimana dengan teman-teman yang ikut kursus di sana?
Teman-teman beragam, sih, dari semua benua ada. Mereka kebanyakan datang dari Eropa--khususnya Jerman. Kebanyakan dari mereka juga berasal dari jurusan Program Studi Arab, Islam, atau Hubungan Internasional. Kemampuan Bahasa Arab mereka tergantung dari masing-masing individu, ada yang sudah master banget, tapi ada juga yang masih di level beginner.

۩ Ada tidak kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat di sana? 

Kesulitan Bahasa Arab yang biasa terjadi itu karena orang Maroko sendiri suka malas untuk menanggapi kita dengan Bahasa Arab Fushah. Jadi, sebelum ngomong sama mereka, aku harus bilang kalau aku lagi belajar Bahasa Arab Fushah dan aku harap kalian juga balas dengan bahasa Fushah. Nah, kalau aku sudah ngomong begitu, mereka akan langsung mengerti dan excited banget untuk berbicara dengan bahasa Fushah.

۩ Apa saja yang didapat setelah pengalaman singkat itu? 

Alhamdulillah, setelah ke sana, Bahasa Arab jadi terasa lebih mudah--walaupun tetap sulit. Tapi karena di sana belajarnya intensif dan langsung latihan (mau nggak mau) dengan native, aku jadi terbiasa. Ditambah lagi karena teman-teman di sana, kita jadi sering banget ngobrolin tentang masalah Timur Tengah, entah bahasa, politik, budaya, ekonomi dan lain-lain. Setelah balik ke Indonesia, banyak banget evaluasi diri soal kekurangan selama ini, apalagi mengingat teman-teman di sana yang hebat-hebat. Jadi, intinya, yang aku dapat dari pengalaman itu adalah untuk mulai merubah mindsetku supaya bisa lebih baik lagi.


۩ Mau tau lebih banyak petualangan Kak Amel di Maroko? Cek blog pribadinya di

ameliadjamil.blogspot.com

۩ Kalau mau kenalan, boleh juga add Facebook-nya

۩ Bagi kalian yang tertarik untuk ikut Beasiswa Ibn Batuta, bisa apply di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Widget

Catatan | Bahasa, Linguistik, Sastra, Latar Belakang, Tokoh

Widget